Minggu pagi (22/11), Satuan Petugas (Satgas) Gerakan Jauhi Bahaya Napza dan Rokok (Raja Bandar) UGM hadir dalam acara temu akbar Satgas anti narkoba seluruh Yogyakarta di DolaNdeso Boro, Banjarsari, Kulon Progo. Diselenggarakan oleh Satgas Anti Narkoba Daerah Istimewa Yogyakarta (STANDIY), kegiatan tersebut mengusung tema “Bersatu dan Bangkit, Berkarya Tanpa Narkoba Demi Indonesia” dan dihadiri sekitar 60 peserta.
Sudento Jaya Ning Prang, selaku ketua pelaksana acara menuturkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menambah koordinasi antar satgas anti narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa, khususnya di DIY. “Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan membentuk sinergi yang baik antara Satgas dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY,” tambah pria yang kerap disapa Dento itu.
Senada dengan hal itu, Heri Susanto, dalam sambutannya mewakili BNNP DIY menyampaikan bahwa untuk menegakkan program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di DIY, perlu dilakukan koordinasi bersama-sama untuk saling membantu dan bersinergi.
“Pentingnya pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkoba, maka perlu untuk mempertemukan satgas se-DIY dalam musyawarah bersama dan menjalin hubungan guna menciptakan satu kesatuan kader dalam visi dan misi yang berlandaskan P4GN,” tutur Heri.
Dimulai tepat pukul 09.00 WIB, acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian dilanjutkan dengan rangkaian games hingga pukul 13.30 WIB oleh seluruh peserta. Menurut Dento, meskipun hanya melalui permainan sederhana, namun ia yakin dapat memberikan dampak yang signifikan.
“Sebelumnya, kami membagi peserta dalam empat kelompok acak, kemudian masing-masing kelompok menyelesaikan beberapa tantangan games yang dilakukannya harus membutuhkan kerja sama dan kekompakan,” kata Dento. Sehingga, ia sepakat bahwa permainan ini dapat menjadi media alternatif untuk menjalin kebersamaan antar kader Satgas.
Menginjak pukul 14.00 WIB setelah istirahat, sholat, dan makan usai, dilanjutkan dengan kegiatan diskusi bersama antar Satgas. Namun, mengingat keterbatasan waktu yang dimiliki, kegiatan ini batal dilaksanakan oleh panitia dan seluruh peserta. Adzim Mufli Rahman, selaku wakil dari tim Raja Bandar merasa kecewa akan hal ini.
Sebab, menurutnya, diskusi bersama merupakan inti dari semua kegiatan ini, namun justru ditiadakan. “Yang saya dapatkan di sini hanya bersenang-senang dan esensinya nihil, padahal saya sangat menunggu discussion time untuk mengetahui perkembangan dan guna merencanakan agenda Satgas ke depan,” ucap Adzim.
Senada dengan Adzim, Rassya, selaku wakil dari SMA Negeri 3 Bantul juga merasakan hal yang sama. “Saya kira, kegiatan hari ini adalah diskusi panel dan sarasehan, namun nyatanya hanya bermain-main saja,” tutur Rassya. Namun, siswa tingkat dua itu mengapresiasi apa yang sudah diusahakan oleh panitia, mengingat kegiatan ini adalah yang pertama dilakukan sehingga perlu perbaikan ke depan.
“Jika temu akbar yang pertama ini berjalan sukses, maka besar kemungkinan tidak hanya sekali ini saja diselenggarakan, tetapi rutin dilakukan setiap tahun, bahkan setiap bulan sekalipun,” ujar Heri. Sehingga, Heri sangat menerima kritik dan saran atas kegiatan temu akbar ini untuk pembelajaran panitia agar lebih baik ke depannya.
Di sesi akhir, masing-masing Satgas Anti Narkoba di lingkungan pendidikan provinsi DIY menyampaikan laporan program kerjanya. Yakni dari aliansi STANDIY, HISMAPARTA, dan FORNASMAPAN. Kemudian, sebagai penutup, dilakukan foto bersama sembari mengucap, “Bersatu dan Bangkit, Berkarya Tanpa Narkoba.”
Reporter: Haris Setyawan
Penulis: Haris Setyawan
Penyunting: Indra Waspada