BEM KM UGM mengadakan open house pada Senin (19/3) di Halaman Gelanggang UGM. Open House ini dihadiri oleh berbagai elemen mahasiswa yang ada di UGM seperti UKM, organisasi tingkat fakultas dan jurusan, serta ketua partai. Mengingat acara ini dihadiri oleh seluruh elemen mahasiswa, acara ini juga disebut sebagai acara guyub rukun mahasiswa. Melalui acara ini, BEM KM UGM memperkenalkan diri kepada mahasiswa UGM dan menyampaikan program yang akan mereka lakukan selama satu tahun ke depan.
Obed Kresna Widyapratistha selaku Ketua BEM KM UGM mengatakan bahwa malam open house merupakan malam yang bisa menjadi anugerah pun sebaliknya menjadi kutukan. “Ini akan menjadi kutukan jika elemen mahasiswa tak kunjung usai memperdebatkan kebenaran yang mereka yakini masing-masing. Sebaliknya, ini akan menjadi sebuah anugerah apabila kita berkumpul malam ini dan sepakat bahwa kemanusiaan menjadi satu bahasa yang layak kita pegang dan jadikan acuan untuk bertindak,” katanya.
Bagi Obed organisasi mahasiswa khususnya BEM KM UGM perlu mentransformasi paradigmanya. Sebelumnya, menurut Obed, BEM KM memosisikan diri sebagai center of movement, tapi saat ini hal itu harus berubah menjadi organisasi yang demokratis. “Organisasi mahasiswa bukan satu-satunya saluran yang penuh power. Oleh karena itu, kita menawarkan gerakan baru yang mana kita menjadi sebuah penghubung, sebuah perantara dari berbagai bentuk aktivisme mahasiswa,” ungkapnya.
Mengamini pernyataan Obed, Dr. R. Suharyadi, M.Sc. selaku Direktur Kemahasiswaan juga mengatakan bahwa sifat organisasi mahasiswa sekarang mestinya berubah. Menurutnya ketika zaman berubah, maka tidak ada pilihan lain bagi organisasi untuk mengubah pola pergerakan mahasiswa. “Organisasi akan ditinggalkan jika tidak mau berubah dan tidak memiliki kebermanfaatan bagi organisasi beserta anggotanya,” katanya.
Dr. Suharyadi juga menambahkan bahwa baik BEM KM ataupun KM di UGM harus mampu memfasilitasi kebutuhan mahasiswa dalam bentuk apapun. “Saya meminta nantinya ada program yang menyentuh kebutuhan mahasiswa yang belajar di sini,” ungkapnya. Tak hanya itu, Dr. Suharyadi juga mengatakan selain memberi manfaat bagi elemen mahasiswa di kampus, BEM KM juga harus mampu memberi sumbangsih dan solusi bagi masalah yang ada di negeri ini. “Saya juga berharap apa yang dilakukan oleh organisasi ini nantinya bisa menjadi rujukan bagi seluruh organisasi kemahasiswaan yang ada di UGM,” katanya.
Harapan-harapan tersebut dijawab oleh BEM KM melalui visi dan misi mereka dalam satu tahun ke depan. Pada kepengurusan Kabinet Semangat Muda ini, BEM KM memiliki visi sebagai organisasi mahasiswa yang demokratis, inklusif, dan bersahabat. Visi ini akan dicapai melalui empat misi yang mereka miliki yaitu menumbuhkan kultur organisasi yang dinamis, efektif, dan kreatif, menjadi fasilitator mahasiswa, membangun hubungan sinergis dengan elemen mahasiswa di UGM, serta melakukan sistem kerja organisasi yang sinergis. “Harapan kami, setelah launching ini terlepas dari kebenaran yang kita pegang dan yakini, kita bicara untuk bahasa yang sama yaitu bahasa kemanusiaan,” pungkasnya.