Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Gadjah Mada (Mapagama) menyambut seluruh pencinta alam se-Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya dalam pagelaran “A Journey to The Past: Rangkai Jejak 50 Tahun Mapagama” pada hari Sabtu (02/09) silam. Pada agenda kali ini, Mapagama mengadakan open house dengan tiga jenis acara, yaitu pameran foto, talkshow, serta jamming live music. Open house ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mempererat tali silaturahim serta komunikasi, baik antarmahasiswa maupun segenap organisasi pencinta alam lainnya, sebagai bagian dari harapan Mapagama ke depannya dalam rangka menyambut ulang tahun ke-50 pada bulan September 2023.
Pameran foto dibuka sejak siang hari dengan menampilkan serangkaian arsip dokumentasi kehidupan para anggota Mapagama di Gelanggang Mahasiswa UGM beserta petualangan mereka. Hal ini mencakup seluruh ekspedisi yang telah dilaksanakan, seperti: Ekspedisi Gadjah Mada I−III (1984, 1986, 1989), UGM International Expedition I−V (2013, 2017, 2018), serta UGM Research Expedition I−V (2017, 2019, 2021). Tak hanya ekspedisi, namun beberapa arsip juga turut dipamerkan untuk melihat kembali bagaimana kehidupan para anggota Mapagama di beberapa dekade sebelumnya, khususnya ketika masih berada dalam dinamika Gelanggang Mahasiswa.
Pada sore hari, pengunjung dipersilakan untuk mengikuti talkshow dengan tajuk “Mapala Dulu, Kini, dan Nanti”. Bincang-bincang ini dihadiri oleh narasumber yang merepresentasikan masanya masing-masing, seperti: Jenny Irma (Kapalasastra Fakultas Ilmu Budaya UGM era 1990-an), Usmar Ismail (Mapala Unisi Universitas Islam Indonesia era 1990 hingga 2000-an), Kurnia Fahmy Ilmawan (Mapagama era 2010-an), serta dua narasumber yang mewakili ‘masa kini’, yaitu Harits Alam Maulana (Ketua Mapagama 2023) dan Jenar Ayu Pangertian (Anggota Muda Mapagama). Dialog dipandu oleh Demetria Alika Putri (Mapagama) dengan menyoroti topik paradigma kepencinta alaman dalam dekade yang berbeda. Tak hanya itu, narasumber dan audiens juga berdiskusi mengenai bagaimana kepencinta alaman masih dapat tetap relevan hingga di tahun-tahun mendatang dengan pentingnya melakukan sinergitas antara kegiatan lapangan, seperti ekspedisi, dengan muatan akademik sehingga dapat beriringan dengan perkembangan akademik mahasiswa. Diskusi disambut dengan baik oleh seluruh audiens yang dihadiri oleh berbagai mahasiswa pencinta alam, baik dari Yogyakarta dan sekitarnya maupun dari luar daerah.
Pagelaran ditutup di akhir hari dengan jamming session oleh band dari Mapagama serta tiga band tamu yang berasal dari Kapanewon Sewon, Mapala Pandawa FKIP Universitas Sarjana Tamanwiyata, Mapala Tunas Patria APMD Yogyakarta, Mapawima Universitas Widya Mataram, dan juga Sasenitala ISI Yogyakarta.