Pada Jumat, 18 Agustus, Universitas Gadjah Mada resmi menyelenggarakan Launching Wirausaha Merdeka UGM di Auditorium Learning Center Building, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Program yang berada di bawah naungan Direktorat Kemahasiswaan dan Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM diikuti oleh 251 mahasiswa yang berasal dari 62 perguruan tinggi di 25 provinsi di Indonesia.
Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si, selaku Ketua Pelaksana Wirausaha Merdeka Kampus UGM memaparkan bahwa peserta WMK UGM 2023 berasal dari beragam daerah, yakni 76 persen dari Jawa, 15 persen dari Sumatera, serta 9 persen berasal dari Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, serta Maluku. Selain itu, Program WMK UGM juga melibatkan 13 tenaga pengajar atau dosen pendamping lapangan (DPL), 59 mentor, 20 coach, dan 38 mitra usaha.
Kegiatan Launching WMK UGM diawali dengan pembacaan laporan kegiatan WMK oleh Ketua Pelaksana WMK UGM, yaitu Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si., dilanjutkan dengan sambutan oleh perwakilan Tim WMK Pusat, Dr. Nila Tristiarini, S.E., M.Si., sambutan oleh Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. Sindung Tjahyadi., dan sambutan oleh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Ir. Srie Nurkyatsiwi, MMA.
Dr. Nila Tristiarini, S.E., M.Si, selaku Tim WMK Pusat menyampaikan bahwa konsep utama dari WMK adalah memberikan experience learning terkait bagaimana menjadi seorang wirausaha. Bidang wirausaha yang menjadi fokus dalam WMK UGM bukan lagi usaha tradisional yaitu usaha makanan, melainkan usaha yang melibatkan penggunaan teknologi atau technopreneurship.
Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. Sindung Tjahyadi mengungkapkan bahwa persentase mahasiswa yang bekerja sesuai dengan bidangnya masih relatif kecil, oleh karena itu melalui Program WMK UGM ini mahasiswa diharapkan dapat mengelaborasi semua materi dan dapat mempraktikan kompetensi di luar dari bidang yang dipelajari.
Kemudian Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Ir. Srie Nurkyatsiwi, MMA. dalam sambutannya juga menjelaskan bahwa dalam proses menjadi wirausaha tentu akan menghadapi berbagai tantangan seperti mindset dan kondisi lingkungan sekitar apakah mendukung untuk melakukan usaha, kemudian ketersediaan sarana dan prasarana dalam menjalankan usaha, bagaimana menerapkan digitalisasi dalam berwirausaha, dan business plan yang matang.
“Untuk menghadapi tantangan tersebut, maka seorang wirausaha harus mempunyai rasa percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, memiliki jiwa kepemimpinan dan pelopor, siap beradaptasi dengan segala situasi, dan memiliki kemampuan manajemen tim” ujarnya.
Wirausaha Merdeka UGM resmi dibuka dengan dipukulnya gong oleh Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. Sindung Tjahyadi., dan penyematan simbolis penerimaan mahasiswa WMK yang diwakilkan oleh La Ode Ramadhan Arifin dari Universitas Halu Oleo Kendari dan Antoni Sujar Wadi dari Universitas Muhammadiyah Metro.
Pada kegiatan Grand Launching ini, dipaparkan bahwa program WMK UGM 2023 akan dilaksanakan melalui tiga tahap, yakni Pre Immersion, Immersion, serta Post Immersion. Pada Pre Immersion, peserta akan belajar untuk menanamkan dan mengembangkan mindset wirausaha, kemudian tahap Immersion yang melibatkan mahasiswa dalam kegiatan internship dan mentoring, dan tahap Post-Immersion yang berfokus pada proses validasi pasar dan studi kelayakan sehingga mahasiswa memiliki kemampuan dan siap untuk memulai bisnis.
Dengan demikian, pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dalam program ini harapannya dapat menjadi pondasi kuat bagi mahasiswa dalam memulai bisnis dan memberikan peluang untuk menjadi agen perubahan melalui pembukaan lapangan kerja di masa mendatang.