Gelanggang Expo (Gelex) merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan dalam rangkaian penyambutan mahasiswa baru UGM. Gelex 2018 dibuka pada Kamis (16/8) di Hall Gelanggang Mahasiswa UGM. Acara yang berlangsung pada tanggal 16 – 18 Agutsus 2018 ini bertujuan untuk mengenalkan UKM serta komunitas yang ada di UGM. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang bagi masing-masing UKM dan komunitas untuk merekrut anggota baru.
“Ada sebanyak 51 UKM, BEM KM, Senat mahasiswa, dan delapan komunitas yang berpartisipasi pada Gelex tahun ini,” kata Pancapurna Satya Jalu Thatit selaku Ketua Gelex 2018.
Gelex 2018 dibuka dengan kolaborasi penampilan antara UKM Gadjah Mada Chamber Orchestra dengan UKM Paduan Suara Mahasiswa yang menyanyikan lagu-lagu daerah di Indonesia. Tak hanya itu, sembari instrumen dimainkan, ada beberapa perwakilan mahasiswa yang menunjukkan budaya daerahnya dengan mengenakan baju adat masing-masing.
Keberagaman yang diperlihatkan dalam acara ini sesuai dengan tema Gelex 2018, yaitu “Ragam Warna Gelanggang Wujudkan Indonesia Gemilang”. Menurut Jalu, tema ini mampu menunjukkan bahwa keberagaman unit kegiatan yang terdapat di UGM mampu merefleksikan keberagaman yang ada di Indonesia.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., pun mengungkapkan hal yang senada bahwa penampilan pada pembukaan Gelex 2018 sangat sesuai dengan keadaan Indonesia kini. Dalam sambutannya, Prof. Panut mengatakan bahwa keberagaman UKM di UGM serta keberagaman di Indonesia merupakan sebuah kekuatan untuk bangsa ini.
Prof. Panut juga menambahkan bahwa keberagaman asal mahasiswa UGM yang datang ke Yogyakarta memiliki satu tujuan utama yaitu untuk menjadi Indonesia. “Kehadiran kalian ke Yogyakarta adalah untuk mengenalkan dan mempertahankan budaya dari daerah masing-masing dan menjadi Indonesia,” tuturnya.
Menurutnya, keberagaman yang diperlihatkan di UGM dengan datangnya mahasiswa dari berbagai daerah adalah kesempatan belajar bagi mahasiswa yang berasal dari Yogyakarta. “Mahasiswa yang berasal dari Jawa, khususnya Yogyakarta, juga belajar dari mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah. Mereka belajar dan bisa mengetahui betapa beragamnya Indonesia ini,” katanya.
Menurut Jalu acara yang telah berlangsung selama tiga hari ini menuntut panitia penyelenggara menjadi orang yang kreatif. Hal yang utama adalah memikirkan konsep desain gelanggang agar bisa dimanfaatkan secara maksimal. “Kami memanfaatkan ruang di gelanggang agar tidak begitu sesak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kami juga mengusahakan konsep tata ruang yang bisa mengakomodir seluruh UKM sehingga mereka bisa dilihat oleh mahasiswa yang datang,” pungkasnya. (Juli)