Tim Mahasiswa Pecinta Alam UGM (Mapagama) melakukan UGM Research Expedition II ke Desa Piliana, Maluku. Sebanyak 13 orang anggota Mapagama dengan berbagai disiplin ilmu melakukan ekspedisi. Ekspedisi yang dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan ini mengusung tema “Binaiya dalam Tradisi dan Modernisasi”. Alamsyah Prabayu, Ketua Mapagama yang juga koordinator ekspedisi, menuturkan bahwa tema ini dipilih karena mereka melihat Desa Piliana memiliki masyarakat yang masih mempertahankan tradisi, namun tidak menolak perkembangan zaman.
“Transisi antara keadaan yang sepenuhnya tradisional ke masyarakat yang mulai melakukan modernisasi bagi kami menarik untuk dibahas. Selain itu, tema tersebut juga mencakup judul-judul penelitian yang kami angkat secara umum,” jelasnya saat penyambutan di Hall Gelanggang Mahasiswa pada Kamis (26-07).
Dalam ekspedisi riset ini, Tim Mapagama UGM mengangkat delapan judul penelitian yang diambil dari tiga topik yaitu abiotik, biotik, dan kultur. Pada tema abiotik terdapat topik penelitian tentang rumah adat dan geosite atau objek dari batuan unik dan memiliki nilai wisata. “Ada sebuah keunikan dari rumah adat masyarakat di sana, yang mana tidak memakai paku dalam pembuatannya,” kata Sitaresmi, salah satu anggota ekspedisi riset ini. Selain itu, Tim Mapagama UGM juga melakukan penelusuran dan pemetaan gua di Desa Piliana.
Kemudian, topik penelitian lainnya yang diambil dari tema biotik yaitu tentang pengolahan sampah, observasi kondisi sampah di jalur pendakian, serta pola konsumsi pangan. Menurut Sitaresmi, pemahaman masyarakat Desa Piliana mengenai sampah masih kurang. Terkait konsumsi pangan, ia mengatakan bahwa masyarakat di Desa Piliana berbeda dengan masyarakat di Jawa yang menggunakan nasi sebagai makanan pokok. “Di sana terdapat banyak sagu, sehingga mereka menggunakannya sebagai makanan pokok sehari-hari. Masyarakat di sana hanya memasak nasi ketika ada tamu yang datang, seperti saat kami dating misalnya,” katanya.
Terakhir, topik penelitian dari tema kultur yang terdiri dari pola kepemimpinan dan hidup berkelanjutan masyarakat Desa Piliana. Sitaresmi mengatakan bahwa sistem kepemimpinan di Desa Piliana sangat unik mengingat masih ada campur tangan adat dalam pemerintahannya. Alamsyah mengatakan bahwa hasil yang diperoleh selama ekspedisi riset ini akan dibuatkan sebuah laporan yang di dalamnay memuat delapan topik peneltian yang diangkat.
Selama kurang lebih satu bulan melakukan ekspedisi di Desa Piliana, Tim Mapagama UGM mengatakan bahwa banyak suka dan duka yang mereka hadapi. Mereka bisa bertemu dengan masyarakat yang baru dan membuat mereka mampu menjiwai masyarakat yang berbeda dari diri mereka. Namun, perbedaan bahasa membawa sebuah hambatan dalam komunikasi, salah satunya kekeliruan dalam memaknai pernyataan oleh warga setempat. Selain kendala bahasa, minimnya akses listrik juga menjadi sebuah tantangan dan pembelajaran bagi Tim Mapagama ini.
Dimas Satria Wicaksono selaku perwakilan Mapagama mengatakan bahwa ekspedisi riset ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan. “Bagi teman-teman yang berangkat, yang notabena adalah mahasiswa semester dua dan empat, melakukan penelitian ini bukanlah hal yang mudah,” katanya. Dimas pun berharap ekspedisi riset seperti ini bisa dilakukan kembali tidak hanya oleh mahasiswa pecinta alam, tapi juga mahasiswa lain yang kompeten di bidang-bidang terkait.
Dr. M. Pramono Hadi, M.Sc selaku pembina Mapagama pun menyetujui pernyataan Dimas. Baginya kegiatan ini sangat baik untuk dilaksanakan oleh mahasiswa di UGM. “Harapan saya kegiatan ini bisa ditularkan tidak hanya ke anggota Mapagama tapi juga mahasiswa lainnya. Kegiatan seperti ini sangat membantu dalam mengembangkan softskill yang dimiliki mahasiswa,” katanya.
Apresiasi terhadap kegiatan ini juga disampaikan oleh Dr. Sindung Tjahyadi selaku Kasubdit Organisasi dan Fasilitas Kemahasiswaan Ditmawa UGM. Baginya, apa yang dilakukan oleh Tim Mapagama ini adalah sesuatu yang harus dikembangkan secara rutin. “Kegiatan seperti ini dan kegiatan lain di UKM mengasah kepekaan sosial mahasiswa serta membantu mengasah softskill yang diperlukan dalam dunia kerja nantinyan,” ungkapnya.