Menanggapi berbagai spekulasi mengenai formalisasi Antroposen ke dalam skala waktu geologi dan segala kemungkinan bencana yang terjadi, BPPM Balairung hadir memberi kontribusi wacana dan pemikiran mengenai Antroposen. Kontribusi ini mereka hadirkan dalam bentuk produk Jurnal Balairung 2018 yang mengangkat tema Antroposen. Antroposen merupakan sebuah epos yang menyatakan bahwa manusia memengaruhi bumi secara fundamental dan berkontribusi dalam kondisi yang dihadapi bumi sekarang ini.
Pimpinan umum BPPM Balairung Unies Ananda Raja mengungkapkan bahwa fenomena baru ini membuat mereka sebagai mahasiswa ingin menyumbangkan pemikiran dalam menghadapi perkembangan fundamental dalam sistem bumi. “Meskipun kami pers mahasiswa yang mengerjakan produk jurnalistik, tapi kami tetap mahasiswa yang harus memiliki dimensi intelektual. Dalam organisasi ini kami menuangkan intelektualitas ke dalam berbagai produk yang bisa dibaca,” ungkapnya saat peluncuran Jurnal Balairung pada Jumat (6/4) lalu.
Senada degan itu Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng. mengatakan bahwa mahasiswa yang giat dalam pengerjaan jurnal ini tentu memiliki kelebihan wawasan dan pengetahuan mengenai permasalahan yang diangkat. Menurutnya produk seperti jurnal ini mampu mengasah keterampilan menulis dan berpikir mahasiswa. “Teruslah berkarya dan buat Jurnal Balairung selalu tumbuh menjadi jurnal yang dirindukan pembaca dan mampu menginspirasi pembacanya,” harapnya.
Peluncuran jurnal yang dilaksanakan di Ruang C, Grha Sabha Pramana ini menyajikan sebuah diskusi interaktif mengenai Antroposen dengan Prof. Jan Zalasiewicz, seorang Profesor Paleobiologi di University of Leicester. Menurut Prof. Zalasiewicz kita tengah beranjak dari epos Holosen menuju epos Antroposen yang dimulai sejak 1998. Setelah adanya wacana pergerakan epos ini, mulai banyak muncul kajian Antroposen dari berbagai disiplin ilmu.
Pencarian data bukti Antroposen telah dimuali dari 17 tahun lalu. Namun, untuk membuktikan fenomena ini harus dilakukan konversi pada seluruh data, sehingga berguna sebagai stratigrafi –berkaitan dengan sejarah bumi menyangkut makhluk hidup, laut, dan tanah. Meski telah banyak dikaji, Antroposen belum bisa diformalkan dalam geologi. “Masih diperlukan banyak data untuk memasukkan epos ini ke dalam skala waktu geologi,” ungkapnya.
Prof. Zalasiewicz mengatakan bahwa Antroposen berkaitan dengan tiga hal yaitu batuan, mineral, dan fosil. Hal ini membuktikan bahwa manusia telah mengubah bumi secara fundamental, baik di daratan atau pun lautan. Perubahan yang terjadi ini tidak bisa dipungkiri karena kebutuhan manusia memang akan mengubah kondisi bumi. “Kita tidak bisa memprediksi perubahan seperti apa lagi yang akan terjadi pada bumi ini,” pungkasnya.