Shell kembali mengadakan acara bertajuk Make the Future Singapore 2018 di Changi Exhibition Center, Singapura pada 8-11 Maret 2018. Festival yang terbuka untuk umum ini akan menampilkan beragam gagasan dan solusi inovatif seputar energi di Asia, yang terkait dengan tantangan energi dunia. Kompetisi Shell Eco-marathon Asia menjadi sorotan utama dalam festival ini. Dalam kompetisi ini sebanyak 100 tim pelajar atau mahasiswa dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah akan berkompetisi dalam mengembangkan solusi mobilitas yang inovatif.
Dalam rilisnya, Shell menyebutkan bahwa Shell Eco-marathon bukanlah ajang untuk menciptakan mobil tercepat, melainkan menciptakan mobil masa depan yang mampu menempuh jarak terjauh dengan energi paling hemat serta memenuhi standar keamanan. Dalam ajang Shell Eco-marathon Asia 2018 di Singapura ini, Indonesia mengirimkan 26 tim dari 20 Perguruan Tinggi di Indonesia.
Dalam acara pelepasan Tim Indonesia yang dilaksanakan di Yogyakarta pada Selasa (27/2), Dr. Didin Wahidin M.Pd. selaku Direktur Kemahasiswaan Dirjen Belmawa Kemenristekdikti mengatakan bahwa apa yang dilakukan mahasiswa yang memiliki semangat untuk berinovasi merupakan sebuah bentuk bela negara. Menurutnya menjadi juara dalam perlombaan memang hal yang penting, namun yang lebih penting adalah menjadi juara untuk diri sendiri. “Hal yang lebih hebat adalah tumbuhnya rasa percaya diri dalam diri mahasiswa. Kita selalu ingin apa yang mahasiswa lakukan bisa menjadikan mereka sebagai seorang pembelajar,” katanya.
Dr. Didin juga menyampaikan bahwa keberangkatan tim Indonesia ke Singapura bukan hanya untuk berlomba. “Ketika di Singapura kalian harus menunjukkan karakter orang Indonesia. Kalian harus menunjukkan sopan santun dan bekerja sama dengan teman yang berasal dari Indonesia, jangan malah bersaing dengan tidak sehat,” ungkapnya.
President Director & Country Chairman PT Shell Indonesia Darwin Silalahi mengatakan bahwa dirinya berharap tim Indonesia kembali mencetak prestasi yang membanggakan di ajang Shell Eco-marathon Asia 2018. “Semoga antusiasme dan pencapaian tim mahasiswa Indonesia bisa memberikan inspirasi bagi anak muda lainnya untuk berkontribusi dalam menciptakan teknologi di bidang mobilitas dan energi,” katanya.
Dalam ajang ini, UGM mampu menjadi universitas yang mewakili Indonesia di kancah Internasional melalui Tim Semar Urban dan Tim Semar Proto UGM. Antonius Adhika Angkasa, Manager Tim Semar Urban, mengatakan bahwa mobil yang diberangkatkan pada ajang ini adalah mobil UrbanConcept generasi ketiga yang dibuat oleh Tim Semar. Mobil ini masuk ke dalam kelas energi mesin pembakaran dalam yang berbahan bakar bensin. “Kami sengaja menggunakan bahan bakar bensin karena bensin merupakan bahan bakar yang cukup umum digunakan di Indonesia. Harapannya hasil riset kami bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat,” katanya.
Mesin yang digunakan pada mobil ini adalah mesin sepeda motor Honda Supra 125 cc. Adhika mengatakan bahwa rangka mobil ini menggunakan bahan aluminium yang ringan dan kuat, serta bodinya yang dibuat sangat aerodinamis menggunakan bahan ringan yaitu komposit serat karbon. Dengan mobil yang telah mereka hasilkan ini, Adhika berharap Tim Semar Urban mampu menjadi juara pertama dalam Shell Eco-marathon Asia 2018. “Sejauh ini kami telah mencapai angka lebih dari 300 kilometer per liter saat pengujian. Melalui capaian ini kami berharap bisa menjadi juara dan bisa mewakili Asia di Ajang Drivers’ World Championship Final di London pada Juli mendatang,” pungkasnya.