Kamis (1/2) Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM menerima kunjungan dari Majelis Perwakilan Pelajar Universiti Teknologi Mara (MPP UiTM), Malaysia. Kunjungan ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antar MPP UiTM dan BEM KM UGM serta berdiskusi tentang organisasi mahasiswa serta fungsi-fungsi dari organisasi mahasiswa yang ada di UGM. Direktur Pembangunan Pelajar UiTM Dr. Mohd Bahrin Othman mengatakan bahwa dirinya bersemangat ingin belajar dari universitas yang lebih baik dan lebih tua dari UiTM. Baginya, keberadaannya kini di UGM adalah untuk menunjukkan sebuah keakraban.
Kegiatan dan Kelembagaan Mahasiswaan
Minggu, 3 Desember 2017, Pekan Olahraga dan Seni Gadjah Mada (Porsenigama 2017) resmi ditutup. Acara yang diadakan setiap tahun ini telah diselenggarakan mulai dari tanggal 21 Oktober sampai 3 Desember 2017 yang diikuti oleh 4.523 peserta dalam 28 cabang kesenian dan olahraga. Porsenigama 2017 masih memegang komitmennya sebagai wadah untuk mempersatukan seluruh mahasiswa di UGM dalam rangkaian perlombaan di cabang seni dan olahraga.
Acara penutupan Porsenigama 2017 yang bertajuk “Akhir Sayembara, Bersatu Dalam Euforia “ ini digelar di Stadion Pancasila UGM dalam bentuk sebuah konser musik yang menghadirkan musisi papan atas, Ipang Lazuardi dan NDX a.k.a Familia, serta berbagai penampilan dari mahasiswa UGM seperti Sasmoen, Destraya, nasyid, vocal group dan pemenang lomba Band dan monolog Porsenigama 2017.
Dengan hormat kami beritahukan bahwa Direktorat Kemahasiswaan UGM sebagai pengelola program Bantuan Bidikmisi di tingkat Universitas akan menyelenggarakan Sosialisasi PKM bagi Mahasiswa Penerima Bidikmisi yang WAJIB diikuti pada
hari, tanggal : Selasa, 31 Oktober 2017
tempat : Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri
waktu : 13.00 – 16.00 WIB.
Konfirmasi kehadiran silakan login ke https://ditmawa.simaster.ugm.ac.id/ .Dimohon untuk menggunakan jas alamamater pada saat kegiatan.
“Kita semua adalah kawan seperjalanan, rekan seperjuangan yang berangkat dari Titik Nol, kembali ke Titik Nol. Titik Nol dan titik akhir itu ternyata adalah titik yang sama. Tiada awal, tiada akhir. Yang ada hanyalah lingkaran sempurna, tanpa sudut tanpa batas. Kita jauh melanglang sesungguhnya hanya untuk kembali.”
– Agustinus Wibowo
TAMBORA. Mungkin tak banyak yang tahu bahwa dahulu gunung setinggi 2.851 meter ini dikenal dengan sebutan Gunung Aram. Catatan mengenai hal itu dicantumkan dalam sebuah peta kuno yang dimuat pada buku Suma Oriental. Buku tersebut ditulis oleh seorang apoteker keturunan Portugis, Tome Pires. Tome Pires memberikan banyak informasi mengenai keadaan nusantara pada abad ke-15.