Diberitahukan kepada seluruh mahasiswa penerima Bidikmisi dan Afirmasi, untuk heregistrasi semester Gasal 2018/2019 silakan buka laman studi.akademik.ugm.ac.id kemudian unggah KHS semester genap 2017/2018 atau kartu ujian semester genap 2017/2018 (Pastikan terdapat IDENTITAS mahasiswa pada KHS/Kartu Ujian). Tutorial penggunaan laman dapat dilihat disini. Mohon mahasiswa selalu mengecek status hasil unggahan kartu ujian/KHS pada status yang terdapat di studi.akademik.ugm.ac.id. Unggah KHS/kartu ujian dimulai pada 2 Juli 2018 hingga 31 Juli 2018.
Berita Slider KM
Kami b eritahukan bahwa mahasiswa yang telah melamar beasiswa Yayasan Kayan Makmur telah melaksanakan tahapan seleksi di Yayasan Kayan Makmur sebagai berikut :
Daftar nama Mahasiswa Universitas Gadjah Mada calon penerima beasiswa Yayasan Kayan Makmur yang lolos seleksi tahap I dan akan dilanjutkan untuk interview sbb :
NO. | NAMA LENGKAP | FAKULTAS | JURUSAN | NIM | |
1 | NERACA CINTA INDANA MAHARATRI DZILHAQ | Psikologi | Psikologi | 15/378357/PS/06892 | |
2 | RATIH PUTRI SALSABILA | Ekonomi dan Bisnis | Akuntansi | 16/395617/EK/20888 | |
3 | ADI WAHYU SAPUTRA | Ekonomi dan Bisnis | Akuntansi | 15/381915/EK/20496 |
Sehbuungan hal tersebut dimohon kehadirannya di Direktorat Kemahasiswaan untuk m,engetahui informai salanjutnya dan update data.
Sebagai komunitas yang berfokus ke pencegahan penyalahgunaan napza, Komunitas Gerakan Jauhi Bahaya Napza dan Rokok (Rajabandar) UGM mengadakan seminar dengan tema “ Anak: Pelaku atau Korban Penyalahgunaan Napza”. Seminar yang dilaksanakan di Auditorium Fakultas Peternakan UGM pada Kamis (3/5) ini menghadirkan empat pembicara yang terdiri dari psikolog, kepolisian, dokter, serta mahasiswa yang aktif dalam komunitas senada.
Menurut Idei Khurnia Swati, S.Psi., M.Psi., psikolog sekaligus dosen di Fakultas Psikologi UGM, faktor protektif dan risiko anak pada kasus penyalahgunaan napza merupakan hal yang penting untuk diketahui. Ia mengatakan bahwa kedua faktor ini saling mempengaruhi dan muncul pada konteks yang beragam. “Semakin tinggi faktor protektif, maka faktor risiko akan menurun. Oleh karena itu, semakin kita memahami interaksi antara kedua faktor ini, nantinya kita bisa mempersiapkan intervensi yang tepat,” ungkapnya.