Komunitas SEMAR Universitas Gadjah Mada kembali menorehkan prestasi membanggakan pada Autonomous Programming Competition 2023 dengan perolehan Juara 1 untuk SEMAR Proto UGM dan Juara 3 untuk SEMAR Urban UGM. Pada kompetisi ini, mahasiswa dari berbagai belahan dunia berlomba-lomba untuk membuat sebuah program kendali mobil tanpa awak (Autonomous Vehicle) dari sebuah kendaraan untuk mencapai nilai efisiensi yang maksimal. Kompetisi ini digelar untuk mengasah kemampuan mahasiswa membangun algoritma path-planning, vehicle control, serta perception dari kendaraan itu sendiri. Kompetisi ini menggunakan ROS (Robotic Operating System) sebagai sebuah lingkungan untuk berkomunikasi dengan kendaraan melalui algoritma yang kita rancang. Untuk kompetisi di tahun ini, penilaian yang dinilai merupakan Mileage (km/kWh) yang merupakan indikasi efisiensi dari kendaraan. Semakin tinggi nilai mileage, maka semakin hemat mobil yang dikendarai. Dalam pengujian di perlombaan, algoritma yang telah dirancang akan dijalankan oleh panitia melalui server. Nantinya akan terdapat mobil lain yang dimunculkan secara random, program mobil yang kita rancang haruslah bisa menghindari tabrakan dari mobil lain tersebut. Mobil yang dijalankan juga tidak boleh melewati batas kecepatan tertentu dan juga tidak boleh melanggar rambu lalu-lintas.
“Program dari SEMAR Urban merupakan hasil dari pengembangan program yang sebelumnya sudah digunakan di kompetisi tahun lalu. Di sini, SEMAR Urban mengembangkan metode Path Planning yang baru yaitu dengan algoritma A star, yang mana algoritma ini lebih optimal dibandingkan algoritma yang digunakan tahun lalu. Serta SEMAR Urban menggunakan metode kontrol yang adaptif terhadap jalur lintasan dengan tujuan untuk efisiensi dalam penggunaan bahan bakarnya. Sedangkan program dari SEMAR Proto sendiri sebenarnya merupakan hasil dari penyempurnaan dari program di tahun sebelumnya yang masih belum stabil, kami improve, tuning, dan kami jadikan lebih stabil lagi,” jelas Adzim selaku General Manager Tim SEMAR UGM.
Kompetisi kali ini dirasa sangat menantang untuk diikuti bagi Tim SEMAR UGM “Tentu saja sangat senang dan bahagia, dimana pada tahun ini SEMAR Urban dapat memperoleh peringkat 3 besar teratas di kancah internasional, yang sebelumnya pada tahun lalu tim SEMAR Urban hanya menduduki peringkat 2 terbawah. Sedangkan untuk SEMAR Proto sangat bahagia tentu saja, melihat track record dari lomba sebelumnya kita belum berada di jajaran nama-nama pemenang. Namun tim kita di tahun ini ternyata bisa merengkuh juara dunia merupakan hal yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Kemenangan tim Semar Proto di APC tahun ini pun bisa terbilang sangat tidak terduga-duga dan dapat meraih ‘comeback‘ yang luar biasa. Bahkan pada saat dua hari menjelang kompetisi ditutup, kami Tim SEMAR Proto masih menduduki peringkat terakhir di jajaran valid, dan ternyata ketika kompetisi berakhir berada di peringkat teratas.,” ungkap Adzim.
Pembuatan program dari SEMAR Urban sendiri merupakan pengembangan dari yang telah dikembangkan oleh tim ini pada tahun sebelumnya dengan mengevaluasi kekurangan dari program tahun lalu serta melakukan riset terhadap kekurangan tersebut dan menerapkan perbaikan serta improvisasi pada program yang digunakan di tahun ini. Sedangkan pembuatan program sendiri tidak semuanya from scratch karena lebih berfokus pada penyempurnaan program tahun sebelumnya. Sementara untuk ide dan strategi kita lebih mengutamakan ambil data dan evaluasi. Selama dua bulan ini kita lebih berfokus pada improvisasi berfikir dibandingkan dengan perencanaan total dari awal dan tidak pernah terpikirkan untuk meraih juara dunia, jadi kita merasa ‘nothing to lose‘ pada kompetisi ini.
Meskipun telah berhasil menjuarai kompetisi, Tim SEMAR tetap mengalami tantangan selama mengikuti kompetisi APC yaitu masih belum optimalnya riset dan pengembangan oleh tim karena terkendala pada manajemen waktu para anggota tim. Sementara itu, pada Tim SEMAR Proto tantangannya lebih kepada tim yang terbilang sangat sedikit, tim ini sendiri hanya dihandle oleh 3 orang, sehingga untuk human resource sendiri bisa terbilang cukup sedikit untuk melakukan brainstorming serta menyelesaikan kompetisi. Namun beruntungnya, tiga orang yang menghandle tim ini adalah mahasiswa tingkat akhir yang mempunyai waktu lebih banyak sehingga bisa 100% untuk lomba dari pagi sampai malam selama 2 bulan.
“Semoga harapannya di tahun mendatang SEMAR Urban dapat memperoleh peringkat juara yang lebih baik lagi dalam kompetisi APC ini. Selain itu, harapanya tim SEMAR Urban UGM juga dapat berpartisipasi dalam kompetisi AUC (Autonomous Urban Competition) pada tahun mendatang dan untuk tim SEMAR Proto semoga harapannya gelar juara ini dapat diteruskan di tahun berikutnya, dan hasil yang saat ini diraih oleh tim SEMAR PROTO UGM dapat dijadikan sebagai sebuah tradisi untuk mengharumkan nama UGM di kancah internasional di tahun-tahun selanjutnya,” tutur Adzim. (Fela/KRM)