Merespons bencana alam yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya Palu, Sulawesi Selatan, mahasiswa UGM melaksanakan acara Minggu Berbagi pada Minggu (14/10) di Halaman Balairung UGM. Acara ini digagas mengingat kurangnya koordinasi yang terpusat antara relawan mahasiswa dengan instansi yang ada di UGM dalam menanggapi bencana alam.
Ajun Evi Nugraha selaku koordinator acara ini mengatakan bahwa Minggu Berbagi hadir sebagai pusat informasi bencana alam dan pemetaan relawan mahasiswa yang ada di UGM. “Kami juga menyediakan posko bagi teman-teman yang ingin memberikan donasi kepada korban yang terdampak bencana,” ungkap mahasiswa Sekolah Vokasi tersebut.
Ajun menambahkan bahwa sampai saat ini ada 14 orang relawan mahasiswa UGM yang telah diterjunkan ke Palu. Penerjunanan relawan ini bekerja sama dengan Kagama Care, yang mana sebelumnya telah meminta pada pihak UGM untuk mengirimkan relawan.
“Relawan yang telah kami kirim adalah relawan mahasiswa pertama UGM untuk ke Palu. Relawan mahasiswa yang dikoordinir oleh Kagama Care membantu mendirikan posko, mengumpulkan data, serta menyalurkan bantuan-bantuan logistik,” katanya.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., mengapresiasi kegiatan ini dan mengatakan bahwa Minggu Berbagi merupakan kegiatan yang mampu memupuk rasa kebersamaan mahasiswaUGM. “Selain pendataan mahasiswa yang telah melakukan donasi, kegiatan ini juga melibatkan rasa kebersamaan mahasiswa UGM dalam menggalang simpati untuk membantu korban bencana alam,” katanya.
Prof. Panut menambahkna bahwa dalam merespons bencana alam yang ada di Indonesia, UGM telah menurunkan tim tanggap bencana untuk membantu di daerah terdampak. “Kita telah mengirimkan tenaga medis, relawan untuk pembangunan fisik, serta relawan yang mampu melakukan trauma healing bagi warga yang terdampak bencana,” ungkapnya.
Ke depannya Ajun berharap agar relawan mahasiswa yang ada di UGM bisa terwadahi dalam satu lembaga yang tetap. “Ketika ada satu wadah ini, maka komunikasi terkait relawan dan donasi akan terjadi dalam satu pintu sehingga koordinasi menjadi lebih mudah,” pungkasnya.