Jumat (9/2) beberapa staf Direktorat Kemahasiswaan IPB berkunjung ke UGM. Kunjungan ini diterima oleh Direktorat Kemahasiswaan UGM di Ruang Sidang I Gedung Pusat UGM. Tujuan dari kunjungan ini adalah silaturahmi dan berdiskusi tentang kemahasiswaan. “Kami ingin belajar dari UGM tentang kemahasiswaannya agar bisa diadopsi untuk perbaikan layanan mahasiswa di IPB,” kata Dr. Ir Sugeng Santoso, M.Agr, Direktur Kemahasiswaan IPB.
Dr. Sugeng Santoso menyatakan bahwa dirinya ingin mengetahui lebih banyak tentang PPSMB. “Kami selama ini juga mewajibkan kegiatan orientasi seperti ini di IPB, hanya saja kami belum menegaskan sanksi yang didapat mahasiswa yang tidak lulus orientasi,” katanya. Dr. Sugeng Santoso juga menambahkan bahwa ia telah memikirkan konsekuensi yang bisa diterapkan, mengulang misalnya. Menurutnya, Dharma Bakti Kampus yang diterapkan UGM bagi mahasiswa yang tidak lulus PPSMB sangat menarik dan perlu dipertimbangkan untuk diterapkan di IPB. “Tapi apa dampak yang diterima mahasiswa yang tidak lulus PPSM tapi tidak mengikuti kegiatan Dharma Bhakti Kampus ini?,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, Dr. Suharyadi, M.Sc. selaku Direktur Kemahasiswaan UGM menjelaskan bahwa mahasiswa yang lulus PPSMB akan memperoleh sertifikat yang nantinya berguna saat yudisium. “Jadi kalau mereka tidak lulus, berarti tidak bisa mendaftar yudisium,” terangnya. Agus Hartono S.E., M.Ec. Dev. selaku Sekretaris Dirmawa menambahkan bahwa sertifikat PPSMB juga berguna untuk pengajuan beasiswa, dana bantuan, dan menjadi pengurus organisasi mahasiswa.
Dr. Sindung Tjahyadi, Kepala Subdit Organisasi dan Fasilitas Mahasiswa, menerangkan bahwa PPSMB sangat efektif untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa. “Kemampuan mereka dalam softskill dan organisasi sangat bagus. Hal yang paling penting adalah mereka lebih menghargai kemanusiaan,” tuturnya.
Dr. Sugeng Santoso menambahkan bahwa kini kegiatan orientasi di IPB lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Selain itu juga kegiatan ini dilangsungkan lebih lama yaitu selama lima hari. Namun baginya, hal yang masih susah dikendalikan adalah kegiatan orientasi yang dilakukan di fakultas. “Kegiatan orientasi yang dilakukan di tingkat fakultas akhirnya kami ganti dengan Faculty Day yang sifatnya memperkenalkan fakultas selama satu hari tanpa adanya perploncoan,” ungkapnya.
Selain PPSMB, Dr. Sugeng Santoso juga menyatakan bahwa dirinya tertarik dengan pemberian insentif bagi mahasiswa yang menjuarai lomba. Agus Hartono menanggapi bahwa insentif yang diberikan kepada mahasiswa juga berperan dalam pendataan prestasi yang diperoleh mahasiswa. Ia menambahkan bahwa mereka yang memperoleh insentif adalah mahasiswa yang memasukkan data dengan lengkap. “Insentif juga menjadi motivasi bagi mahasiswa,” ujarnya.
Selain hal tersebut, Dr. Ujang Suwarno, S.Hut. M.Sc. F.Trop., Kepala Sub Direktorat Minat, Bakat, dan Penalaran IPB juga mempertanyakan tentang kemahasiswaan dan organisasi kemahasiswaan. Dr. Ujang Suwarno menjelaskan bahwa sulit menyelaraskan kegiatan kemahasiswaan dan juga akademik yang dimiliki mahasiswa. Hal ini karena adanya peraturan minimal kehadiran mahasiswa di kelas. Dr. Suharyadi mengatakan bahwa di UGM hal ini diakali dengan penyesuaian waktu kuliah. “Jadi kami menyarankan agar jadwal kuliah mahasiswa baru tidak lebih dari jam 3 sore, selain itu juga kuliah pengganti tak boleh dilakukan pada hari Sabtu. Hal ini agar mahasiswa bisa mengikuti kegiatan di luar perkuliahan,” ungkapnya.
Dr. Ujang Suwarno juga mengatakan bahwa kaderisasi pemimpin di kalangan mahasiswa masih kurang. Ia mencontohkan pemilihan BEM Fakultas yang hanya diikuti oleh satu calon saja. “Di diploma saja yang begitu banyak mahasiswanya hanya ada calon tunggal,” katanya. Masalah kaderisasi ini menurut Dr. Suharyadi juga terbantu dengan materi yang disampaikan selama PPSMB. Tak hanya itu, banyak yang memulai kaderisasi dengan menggandeng adik kelas mereka. “Memang awalnya dengan sedikit memaksa, namun pada akhirnya mereka senang di organisasi tersebut dan menjadi pengurus,” katanya.
Menanggapi tentang organisasi kemahasiswaan, Dr. Sindung Tjahyadi UKM memiliki sejarahnya sendiri. UKM merupakan unit kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan hobi dan mengasah potensi dan berada di luar nuansa politik. Dr. Sindung Tjahyadi juga mengatakan bahwa UGM memiliki Peraturan Rektor No. 1 Tahun 2017 yang digunakan sebagai pegangan untuk pengelolaan organisasi mahasiswa yang beragam. “Tahun ini merupakan tahun ketiga kami menerapkan jaminan mutu di setiap UKM. Target yang harus dicapai tahun ini adalah setiap UKM harus memiliki kurikulum,” katanya.