Tim Semar UGM akan mengirimkan tiga mobil di Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2016, awal November mendatang. Hal itu disampaikan oleh ketua Tim Semar, Muhammad Fachmi Alfarizi, Senin (24/10) petang dalam acara peresmian dan pelepasan Tim Semar di Balairung UGM.
“Tahun ini kita menurunkan tiga kendaraan untuk dilombakan di Kontes Mobil Hemat Energi 2016, satu (di kategori) urban dan dua (di kategori) prorotype. Yang urban itu berbahan bakar bensin dan yang prototype itu berbahan bakar listrik dan juga solar,” terangnya.
Tim teknis Semar, Laksatya Wirawan, menjelaskan tahun ini Tim Semar melakukan berbagai inovasi, salah satunya di bagian bodi mobil. Ia mengatakan bahwa tahun ini tim semar menggunakan full carbon fiber untuk bagian bodi menggantikan bahan yang digunakan untuk mobil generasi sebelumnya.
“Kelebihannya pada sisi aerodinamis, sisi berat. Jadi, kita bisa mengurangi berat dari bodi itu tahun lalu 25 kilo sekarang menjadi 8 kilo. Keuntungannnya dengan bodi lebih ringan otomatis kerja mesin lebih ringan pula, dengan kerja mesin yang lebih ringan membutuhkan bahan bakar yang lebih sedikit pula,” tutur Wira.
Wira menambahkan keikutsertaan Tim Semar dalam tiga dari delapan kategori lomba ini merupakan peningkatan dari yang sebelumnya mereka hanya mengikuti satu kategori, prototype diesel, dan berhasil meraih juara II. Untuk itu, ia berharap tahun ini Tim Semar bisa menjadi juara umum mengingat UGM sebagai tuan rumah. “Target Semar dalam kejuaraan besok mendapat peringkat satu di KMHE 2016,” tegasnya.
UGM mendukung penuh
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med., Ph.D., menuturkan bahwa UGM mendukung penuh partisipasi Tim Semar dalam KMHE 2016. Menurutnya, bidang otomotif membutuhkan support penuh dari universitas karena biaya yang dibutuhkan cukup mahal.
“Universitas mendukung. Satu, dari aspek pendanaan, yang kedua, support facilities. Jadi, fasilitas untuk mereka mengembangkan dananya cukup besar yang kita dedikasikan untuk itu. Ya, inilah setiap kegiatan yang memang dibutuhkan investasi besar karena otomotif itu relatif agak mahal,” terang Iwan.
Iwan menambahkan investasi besar yang dilakukan oleh UGM itu merupakan wujud keprihatinan UGM atas banyaknya kendaraan yang memadati jalanan sehingga konsumsi bahan bakar terus meningkat.
Jadi ini kan sebagai bridging ya. Pada saat ini, kita punya keprihatinan terhadap masuknya kendaraan yang terlalu banyak, tapi juga konsumsi bahan bakar terlalu besar lalu juga polusi terlalu tinggi. Model-model ini akan digunakan untuk menciptakan mobil yang: satu, mengurangi konsumsi BBM, karena mau tidak mau kedepan harus lebih hemat energy. Yang kedua, minim polusi, kemudian yang ketiga tentunya menarik konsumen,”jelasnya.
Iwan berharap melalui kompetisi-kompetisi semacam ini, mahasiswa terpacu untuk terus berkreasi dan berinovasi. “Dan yang lebih penting lagi adalah dorongan untuk seluruh mahasiswa. Ini bukan menjadi titik awal atau titik akhir tetapi proses yang berjalan yang itu menjadi bagian dari kurikulum agar mereka ini tetap mengembangkan kreativitas inovasinya untuk menyajikan yang terbaik,” pungkasnya.