Setelah 5 tahun vakum, divisi panjat tebing Mapagama akhirnya bangkit kembali. Kebangkitan tersebut ditandai dengan kegiatan Mapagama Climbing Expedition Tulaq jok Lombo’. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 1 Februari – 7 Februari 2023 ini berlokasi di Tebing Pengsong, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Tajuk ekspedisi Tulaq jok Lombo’ diambil dari bahasa Sasak yang memiliki arti ‘Kembali ke Lombok’. Tajuk tersebut memiliki makna harfiah kembali ke Lombok karena Mapagama pernah melakukan kegiatan arung jeram di Lombok sebelumnya. Selain itu, kata kembali juga memiliki makna filosofis kembali bangkitnya divisi panjat tebing Mapagama setelah vakum 5 tahun.
“Ini merupakan tantangan tersendiri bagi kami untuk mengadakan ekspedisi panjat tebing setelah 5 tahun vakum. Kami memilih lokasi Tebing Pengsong sebab Mapagama belum pernah melakukan pemanjatan tebing di sana sehingga ini menjadi hal yang baru bagi Mapagama. Kemampuan manajerial dan teknis sangat diperlukan agar kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik,” jelas Andhika selaku koordinator tim.
Tidak hanya melakukan pemanjatan, tim juga melakukan pemetaan jalur pemanjatan dan pembuatan denah lokasi tebing. Hal tersebut bertujuan untuk menambah informasi aksesibilitas Tebing Pengsong. Dengan demikian, para pegiat panjat tebing dan masyarakat umum yang akan melakukan kegiatan pemanjatan di Tebing Pengsong dapat mempersiapkan perencanaan lebih baik.
“Selain pemanjatan dan pembuatan peta tebing, kami juga melakukan sharing materi artificial climbing dengan teman-teman Sampala SMAN 2 Mataram. Kami sangat berterima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu kami, seperti Kagama NTB, Wapala Fakultas Hukum Unram, serta Lalu Abdul Hafiz selaku pemandu kami selama berkegiatan di Lombok,” tegas Jacinda yang bertindak sebagai koordinator lapangan kegiatan.
Dalam pelaksanaannya, tim Mapagama Climbing Expedition Tulaq jok Lombo’ beranggotakan 7 orang yang terdiri dari Aloisius Andhika Mahesa Kanigara (Fakultas Pertanian), Muhamad Daffa Aditya Eka Pratama (Sekolah Vokasi), Jacinda Shafa Khairunnisa (Sekolah Vokasi), Gabriella Prita Maharani Purbasari (Fakultas Teknik); Barin Panduarta (Fakultas Ilmu Budaya), Aloysiana Intan Octamelia Devi (Fakultas Ilmu Budaya), dan Isma Rahmatia Hayati Mergwar (Fakultas Kehutanan).
Ditulis oleh: Barin Panduarta
Foto oleh: Barin Panduarta