Kamis, 3 November 2022, menjadi hari bersejarah di pulau Banda Naira, Maluku Tengah, Provinsi Maluku, dengan tercatatnya keberhasilan penerbangan parayalang pertama dari atas Puncak Gunung Api Banda. Capaian bersejarah ini berhasil diraih oleh Tim Ekspedisi Paralayang dari Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Gadjah Mada (Mapagama) dan Pusat Pemibanaan Potensi Kedirgantaraan (Puspotdirga) TNI AU.
Ekspedisi yang berlangsung dari 25 Oktober hingga 11 November ini juga mengangkat penelitian potensi pariwisata paralayang di Gunung Api Banda. Bayu Nurrohman selaku Ketua Umum Mapagama mengatakan, “Ekspedisi ini tidak semata untuk menorehkan sejarah, tapi juga sebagai wujud usaha Mapagama untuk membantu menggerakkan pariwisata minat khusus di Banda Naira”.
Selain itu, dalam ekspedisi ini Mapagama juga bekerja sama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). “Tim juga melakukan identifikasi burung endemik di sekitar Gunung Api Banda untuk mendata signifikansi dampak kepada spesies burung disana, apabila kedepannya ada aktivitas paralayang,” jelas Bayu.
Mengusung tipe ekspedisi ‘hike & fly’, percobaan terbang oleh tim hanya dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pendakian ke puncak gunung. “Tantangan terbesar bagi tim adalah harus mempertimbangkan banyaknya aspek yaitu, teknis penerbangan, penelitian, dan pendakian, untuk dapat dijalankan bersamaan,” ungkap Hanggara Tala, Koordinator Tim Ekspedisi dan Penelitian.
Pada ekspedisi ini, Mapagama memberangkatkan empat orang mahasiswa, yang terdiri dari dua orang pilot (penerbang) Hanggara Tala Surya Sasmita (Fakultas Filsafat) dan Joanna Christie Tan (Fakultas Hukum), beserta dua peneliti dan support teknis, Yusril Izha Mahendra (Fakultas Ekonomi) dan Azarya Puruhita (Fakultas Kehutanan). Sementara itu, Pustpotdirga turut memberangkatkan satu pilot, yaitu Serda Rajuu Andika.