Anggota Mapagama yang melaksanakan UGM International Expedition (UIE) V “Pristine Wild River” telah menyelesaikan pengarungan Sungai Taman Nasional Franklin – Gordon, Pulau Tasmania, Australia. Sungai dengan panjang 125 km itu diarungi selama delapan hari oleh Tim UIE V. Tim UIE V memulai perjalanan ke Tasmania pada 14 November dan bertolak ke tanah air pada 30 November 2018. Kedatangan mereka disambut oleh keluarga Mapagama beserta keluarga masing-masing anggota tim. Acara penyambutan dihadiri oleh Dekan Filsafat Dr. Arqom Kuswanjono, perwakilan Fakultas Psikologi Ardian Praptomojati, S.Psi., M.Psi., serta Mugiyarto S.IP selaku perwakilan dari Direktorat Kemahasiswaan.
Sungai Franklin dipilih mengingat sungai ini mempunyai karakteristik komponen sungai yang lengkap, yang mana, tidak dapat ditemui pada sungai-sungai di Indonesia. Tak hanya itu, dari segi visual sungai ini memiliki pemandangan yang sangat indah.
Irfan Haffiyansyah, Ketua Pelaksana UIE V, mengatakan bahwa Sungai Franklin adalah sungai terbersih yang pernah ditemuinya selama melakukan pengarungan sungai. “Sungai ini berada di kawasan taman nasional yang sangat dilindungi sehingga kebersihannya sangat dijaga. Penduduk di pulau tersebut juga sadar bahwa sungai dapat memberikan banyak manfaat bagi keberlangsungan kehidupan,” ungkapnya.
Selain itu, Dimas Satria W selaku Koordinator UIE V juga mengungkapkan bahwa Sungai Franklin memiliki beberapa larangan yang wajib dipatuhi. “Semua limbah harus kita bawa kembali, baik itu kotoran manusia maupun sampah. Selain itu, kita juga dilarang menyalakan api unggun dan mencuci di sungai,” katanya. Dimas menambahkan bahwa pihak taman nasional akan memeberikan denda yang besar terhadap orang yang melanggar larangan tersebut.
Selain menyaksikan keunikan dan keindahan alam di Sungai Franklin, Tim UIE V juga mendapat banyak pengalaman dalam mengarungi sungai tersebut. Mugiyarto, Kasi Bidang Organisasi Mahasiswa Ditmawa UGM, mengatakan bahwa pengalaman-pengalaman selama mengarungi Sungai Franklin tak hanya disimpan oleh Tim Mapagama yang melakukan UIE V. “Saya harap apa yang kalian dapatkan bisa dibagi kepada teman-teman Mapagama lain yang tidak berkesempatan mengikuti ekspedisi ini,” ungkapnya.
Mengamini pernyataan Mugiyarto, Tim UIE V pun berharap mampu membagikan pengalaman mereka selama mengarungi Sungai Franklin. Irfan berharap Tim UIE V mampu memberikan pengalaman baru dan dapat menyadarkan masyarakat Indonesia agar mengetahui manfaat sungai yang dijaga dengan baik. “Kami juga berharap bisa memberikan pengetahuan baru bagi penggiat arung jeram di Indonesia terkait cara packing, manajemen logistik, dan pengambilan dokumentasi mengingat panjang pengarungan yang dapat ditempuh minimal selama 8 hari lamanya,” pungkasnya.