Lomba Tangkai Tari Peksiminas XIV 2018 resmi dibuka di Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri UGM pada Rabu (17/10). Sebanyak 195 penari dan 89 pemusik yang terbagi menjadi 28 tim menampilkan kreasi dari provinsinya masing-masing.
Lomba Tangkai Tari mengusung tema “Keberagaman Budaya” yang menekankan pada kreativitas dan inovasi yang mengacu pada tradisi dan tetap memertimbangkan kaidah etis dan estetis. Keberagaman budaya tidak hanya tercermin dari asal daerah para penari tetapi juga melalui olah gerak, rasa, dan mimik yang terpancar dari diri mereka.
Dr. R. Suharyadi, M.Sc. selaku Ketua II Peksiminas XIV 2018 mengatakan bahwa Peksiminas, khususnya Lomba Tangkai Tari, merupakan pertunjukan seni yang menjadi puncak kreativitas mahasiswa Indonesia.
“Kita datang ke tempat ini bukan hanya untuk berkompetisi, tapi juga melihat kreativitas mahasiswa yang tidak hanya aktif di bidang akademik melainkan juga non akademik,” katanya.
Di samping itu, Dr. Suharyadi juga mengapresiasi para kontingen yang mampu mendedikasikan karya seni yang muncul dari kreasi para peserta dalam perlombaan ini. “Tentu yang paling utama adalah kita harus mengapresiasi mahasiswa yang telah berkreasi sekaligus berlomba pada acara ini. Lalu, barulah kita berpikir untuk menjadi juara,” ungkap Direktur Kemahasiswaan UGM tersebut.
Gilang Andika, perwakilan kontingen Maluku Utara, mengatakan bahwa dalam perlombaan ini dirinya berharap agar kontingen dari masing-masing provinsi mampu menunjukkan tarian terbaiknya. “Menjadi juara adalah hal yang diinginkan banyak tim, kalaupun tidak mendapatkan juara saya yakin semua kontingen memeroleh pengalaman berharga,” katanya.
Pelaksanaan Lomba Tangkai Tari Peksiminas XIV 2018 ini dibagi menjadi dua hari, yaitu pada 17 dan 18 Oktober 2018. Pada hari pertama perlombaan, terdapat 14 tim yang berkompetisi. Keempat belas tim tersebut adalah tim dari Provinsi Jawa Tengah, Maluku Utara, Sumatera Barat, NTB, Sulawesi Tenggara, Bali, DKI Jakarta, Papua, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Jambi, NTT, Jawa Barat, dan Sumatera Utara.
Sedangkan, untuk hari berikutnya keempat belas tim yang akan berkompetisi adalah tim dari Provinsi Aceh, Kalimantan Timur, Lampung, Gorontalo, Kepulauan Riau, Banten, Sumatera Selatan, D.I. Yogyakarta, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Utara, Riau, serta Kepulauan Bangka Belitung. Penilaian terhadap kedua puluh delapan tim ini akan dilakukan oleh tiga dewan juri yang diketuai oleh Dr. Nungki Kusumastuti serta dua anggota, yaitu Arison Ibnur, S.Sn. dan Drs. Y. Subowo, M.Sn.