UGM melaksanakan Gathering Mitra pada Jumat (10/8) di Balai Senat Gedung Pusat
UGM. Gathering Mitra mengangkat tema “Sinergi Mitra dan Mahasiswa UGM dalam
Membangun Generasi yang Siap Menyongsong Revolusi Industri 4.0”. UGM menyadari bahwa
mitra merupakan aset penting dalam meningkatkan kerja sama bidang pendidikan guna
mendukung program pemerintah dalam pemerataan pendidikan dan mengapresiasi mahasiswa
yang berprestasi. Selain itu, acara ini juga penting untuk menjalin keakraban antarmitra yang
berasal dari swasta maupun pemerintah serta antara mitra dengan UGM.
Pada acara ini, Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan Prof.
Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr mengatakan bahwa sebuah perguruan tinggi dituntut
untuk menampung setidaknya 20% mahasiswa yang kurang mampu. Menurutnya, memberi
pendidikan bagi generasi muda adalah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
“Bantuan yang diberikan oleh mitra melalui program beasiswa kepada mahasiswa kami
merupakan hal yang luar biasa,” katanya saat memberi sambutan.
Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M selaku Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni
menuturkan bahwa kini UGM telah menerima sebanyak 132 jenis beasiswa dari ratusan institusi
pemberi beasiswa. “Beasiswa dari mitra merupakan hal yang penting karena setelah menjadi
PTN BH, UGM harus mampu mengumpulkan 25% dana pendidikan dari luar, salah satunya
melalui mitra yang bekerja sama dengan UGM,” ungkapnya.
Dr. R Suharyadi, M.Sc selaku Direktur Kemahasiswaan UGM pun mengungkapkan
bahwa UGM memiliki sebanyak 25% mahasiswa dengan status ekonomi menengah ke bawah.
“Mahasiswa inilah yang harus kita bantu agar kegiatan belajar mereka tetap berjalan. Kami
mengucapkan terima kasih atas donasi yang diberikan pada mahasiswa kami sehingga mereka
bisa melakukan kegiatan kemahasiswaan dan bisa menjadi mahasiswa yang berprestasi,”
tuturnyanya.
Selaku perwakilan pemberi beasiswa, Asisten Direktur Bank Indonesia Perwakilan
Kantor DIY, Probo Sukesi, mengatakan bahwa program beasiswa merupakan salah satu upaya
Bank Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan daya saing generasi muda. “Penerima
beasiswa juga diberikan pembinaan dalam komunitas agar kompetensi dan jiwa kepemimpinan
mereka selalu berkembang. Mereka juga didorong aktif dalam kegiatan sosial untuk
meningkatkan rasa empati mereka,” tuturnya.
Satrijo Tanudjojo, CEO Tanoto Foundation, pun mengungkapkan hal yang senada
bahwa Tanoto Foundation tidak hanya memberi bantuan pendidikan berupa materi. “Kami juga
memberi dukungan dan pelatihan kepemimpinan serta dorongan untuk aktif berkegiatan sosial
dan berprestasi. Harapannya mahasiswa penerima beasiswa bisa menjadi pemimpin yang
peduli dan bertanggung jawab” ungkapnya.
Selain itu, Deny Purwo Sambodo selaku perwakilan Pengurus Pusat PP Kagama juga
mengatakan bahwa sebagai organisasi alumni, Kagama memiliki komitmen untuk berkontribusi
kepada almamater. Kontribusi ini salah satunya dilakukan dengan memberikan beasiswa
kepada mahasiswa UGM. Deny mengatakan bahwa beasiswa yang diberikan oleh Kagama
terdiri dari dua jenis yaitu beasiswa pendidikan dan bantuan kegiatan. “Harapannya kontribusi
yang diberikan oleh alumni bisa mendukung proses pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan
kemahasiswaan yang ada di kampus UGM,” pungkasnya