World Dance Day (Hari Tari Dunia) diperingati tiap tanggal 29 April, pertama kali diperingati pada tahun 1982. Hari Tari Dunia menjadi waktu dimana warga dunia mengekspresikan keindahan serta keunikan seni tari dari budaya masing-masing. Peringatan Hari Tari Dunia di Indonesia pada tahun 2018 ini salah satunya diperingati di Kota Solo dengan diselenggarakannya acara “Solo 24 Jam Menari”. Acara tersebut merupakan acara rutin yang dilaksanakan oleh Institut Seni Indonesis (ISI) Surakarta, dimana tahun 2018 ini merupakan tahun ke-12 diselenggarakannya acara tersebut. Peserta pada acara “Solo 24 Jam Menari” ini datang dari berbagai daerah di Indonesia dan ada juga peserta yang datang langsung dari luar negeri untuk berpartisipasi menampilkan tarian mereka.
Bertempat di Kampus Institut Seni Indonesis (ISI) Surakarta, terdapat empat panggung yang disediakan yaitu Pendapa Ageng untuk tari tradisi, Gedung Teater Besar untuk tari kerakyatan, Gedung Teater Kecil untuk tari jenis kontemporer, serta di halaman depan Gedung Teater Besar untuk jenis tari kreasi baru. Acara dimulai pada 29 April 2018 pukul 06.00 WIB sampai dengan 30 April 2018 pukul 06.00 WIB. Salah satu hal yang spesial dari acara tahun ini adalah terdapat tiga penari wanita yang menari nonstop 24 jam.
Pada acara tersebut tim tari Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS) UGM berkesempatan menampilkan tari “Srimpen Candhik Ayu” yang menceritakan tentang manusia saat bangun pagi penuh dengan harapan, dalam suatu hari semoga apa yang dikerjakan, diperjuangkan, dan tak lupa diiringi dengan doa, semoga selalu mendapatkan Candhik Ayu.
Tampil di Pendapa Ageng pada pukul 23.15 WIB, tim tari UKJGS UGM yang terdiri dari Dian Vidiyanti, Lutfiana Armadiani, Devi Sayekti Putri, dan Irma Octiyar Diani mebawakan tari “Srimpen Candhik Ayu” dengan iringan musik oleh tim karawitan UKJGS UGM. Pada malam itu tim tari UKJGS UGM membawakan tari dengan lancar dan penari sangat menghayati cerita dari tari “Srimpen Candhik Ayu” melalui gerakan-gerakan tari yang dibawakan. Berlangsung selama kurang lebih 20 menit, penampilan UKJGS UGM berakhir pada pukul 23.35 WIB dan langsung disambut riuh tepuk tangan penonton yang hadir pada malam itu. Penampilan UKJGS UGM di Pendhopo Ageng ISI Surakarta tersebut merupakan salah prestasi yang sangat membanggakan karena meskipun bukan sebuah kejuaraan namun penampilan tersebut merupakan sesuatu yang bergengsi di lingkungan seniman budaya. (Humas UKJGS/ Yuana Putra)