Kamis (1/2) Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM menerima kunjungan dari Majelis Perwakilan Pelajar Universiti Teknologi Mara (MPP UiTM), Malaysia. Kunjungan ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antar MPP UiTM dan BEM KM UGM serta berdiskusi tentang organisasi mahasiswa serta fungsi-fungsi dari organisasi mahasiswa yang ada di UGM. Direktur Pembangunan Pelajar UiTM Dr. Mohd Bahrin Othman mengatakan bahwa dirinya bersemangat ingin belajar dari universitas yang lebih baik dan lebih tua dari UiTM. Baginya, keberadaannya kini di UGM adalah untuk menunjukkan sebuah keakraban.
Diskusi antara dua organisasi ini diawali dengan presentasi yang disampaikan oleh Presiden BEM KM UGM Obed Kresna Widyapratistha. Obed Kresna memberikan pemaparan terkait organisasi mahasiswa di UGM seperti BEM KM, Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM), serta organisasi tingkat fakultas dan departemen. Secara mengkhusus, Obed Kresna menjabarkan tiga fungsi yang harus dilakukan oleh BEM KM. Ketiga fungsi itu adalah memenuhi student need mahasiswa, menjadi salah satu ujung tombak ketika mahasiswa memiliki keresahan mengenai kehidupan sosial politik, dan melakukan community service yang sifatnya sukarelawan. “Kami memiliki desa binaan untuk yang akan dikembangkan sektor pariwisatanya. Selain itu, kami juga terlibat menjadi sukarelawan jika terjadi bencana alam,” jelasnya.
Selain penjabaran dari BEM KM, Andri Mahakam selaku Perwakilan Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPP) UGM juga menceritakan tentang fungsi yang dimiliki MPM. Selaku badan legislatif, MPM memiliki tiga fungsi yaitu fungsi legislasi, aspirasi, dan pengawasan. Andri juga menceritakan bahwa terdapat partai mahasiswa di UGM untuk mewadahi aspirasi berpolitik mahasiswa.
Muhammad Aidil Faizin selaku Presiden MPP UiTM pun menjelaskan beberapa hal terkait organisasi yang ia pimpin. Aidil mengatakan bahwa MPP menjalankan dua fungsi legislatif dan eksekutif dan tidak dibedakan seperti BEM KM dan MPM. Selain itu, Aidil juga menceritakan iklim organisasi mahasiswa di Malaysia. “Di Malaysia kami hanya boleh berpolitik di luar kampus dan partai politik yang boleh diikuti pun harus mendukung aspirasi pemerintah,” katanya.
Aidil menambahkan bahwa komunikasi yang terjalin antara organisasi mahasiswa di Malaysia dengan kerajaan sangat baik. Mahasiswa dari seluruh universitas bergabung untuk memberikan aspirasi kepada pemerintah. Bagi Obed Kresna, bergabungnya mahasiswa dari seluruh universitas di Malaysia untuk menyampaikan aspirasi merupakan hal yang menarik. Namun sayangnya, bagi mahasiswa Departemen Ilmu Politik dan Pemerintahan ini hal tersebut belum bisa diterapkan di Indonesia. “Sangat susah mengumpulkan teman-teman dari seluruh universitas di Indonesia, tapi ide dari teman-teman UiTM sangat menarik untuk diterapkan di sini” katanya.
Direktur Kemahasiswaan UGM Dr. R. Surhayadi, M.Sc juga turut hadir dalam acara tersebut. Dr. Surhayadi berharap ke depannya kerja sama ini tidak hanya sebatas kunjungan saja tapi juga sebuah kerja sama di bidang akademik antara UiTM dengan UGM. “Saya berharap teman-teman dari UiTM bisa melakukan program pertukaran pelajar selama beberapa semester di sini,” ungkapnya.