Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) menjadi program prioritas UGM untuk mahasiswa. PKM di UGM tidak ditujukan semata-mata untuk mengejar prestige ataupun medali. Lebih dari itu, PKM dikelola sedemikian rupa untuk membangun iklim akademik yang baik di UGM. Hal itu disampaikan oleh Direktur Kemahasiswaan, Dr. Drs. Senawi, M.P., dalam acara sosialisasi PKM Karya Tulis, Selasa (24/1).
“Yang ingin kami tekankan, PKM adalah untuk membangun iklim akademik, kesadaran akademik bagi saudara sekalian sebagai pembelajar. Belajar membaca peluang, belajar analisis resiko, belajar mengembangkan ide gagasan, belajar berani mengeksekusi, bertanggungjawab, dan lain-lain,” tutur Senawi. Selain itu, ia juga berharap bahwa inovasi serta gagasan yang dicetuskan oleh mahasiswa UGM dapat memberikan sumbangsih bagi NKRI.
Dalam acara yang diselenggarakan di ruang utama Grha Sabha Pramana lantai satu tersebut, ada dua juri nasional yang dihadirkan untuk mengisi materi tentang PKM Karya Tulis. Mereka adalah Prof. Dr. Edy Meiyanto, M.Si., Apt., yang membahas PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan Dr.Med. dr. Indwiani Astuti., yang menitikberatkan pembahasannya pada PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT).
Edy, yang mendapatkan giliran pertama, di hadapan 500 mahasiswa yang hadir pada saat itu menyampaikan bahwa PKM AI merupakan program penulisan artikel ilmiah yang sumbernya adalah suatu kegiatan mahasiswa. Kegiatan tersebut bisa berupa pendidikan seperti tugas lapangan dan tugas dari dosen, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan sendiri oleh penulis. Edy menekankan kepada seluruh pengusul PKM tahun 2016 yang telah didanai oleh Kemenristekdikti untuk menulis PKM-AI.
“Jadi kalau kemarin sudah mengerjakan PKM semuanya, nah itu hukumnya wajib menulis PKM AI. Semua jenis PKM itu bisa ditulis atau bisa menjadi sumber penulisan PKM AI. Jadi kemarin ada 285 PKM itu minimal 290 PKM-AI,” tegas Edy.
Sementara itu Ibu Ani, sapaan Indwiani Astuti, lebih banyak menjelaskan terkait PKM-GT. Menurutnya, PKM-GT harus mengacu pada isu aktual yang ada di masyarakat dan gagasan atau solusi yang diusulkan harus berdasarkan kepustakaan yang ada. “Kalau bisa kita cari permasalahan yang universal dan ini bisa diselesaikan dengan kepustakaan yang ada,” jelas Ani. Ia pun mencontohkan beberapa tahun lalu banjir yang ada di Jakarta menjadi isu yang hangat untuk dicarikan solusi. Namun, isu tersebut saat ini tidak cukup aktual lagi.
Tahun ini, Kemristekdikti membuka pendaftaran penerimaan proposal PKM Karya Tulis mulai tanggal 13 Januari 2017 lalu. Namun, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, waktu pendaftaran tahun ini terbilang lebih singkat. Terhitung dari mulainya pembukaan pendaftaran hingga waktu penutupan yang telah ditetapkan, 5 Februari 2017, waktu untuk mengunggah proposal tidak lebih dari 19 hari.
“Sebelumnya, sosialisasi PKM-KT kami jadwalkan tanggal 7 Februari 2017, saat anak-anak sudah kembali ke Jogja. Namun, karena jadwal dari Kemenristekdikti berubah, kita pun melakukan beberapa penyesuaian. Alhamdulillah para mahasiswa masih cukup antusias meskipun liburan,” terang Kasubdit Kreativitas Mahasiswa, Ahmad Agus Setiawan, S.T., M.Sc., Ph.D., selepas acara.
Agus berharap, singkatnya waktu pendaftaran tidak menjadi alasan bagi mahasiswa untuk tidak mengajukan proposal. Ia pun mengaku siap untuk melakukan berbagai upaya agar jumlah proposal yang terkirim bisa lebih banyak dari tahun lalu. “Tahun lalu ada sekitar duaratusan, semoga tahun ini bisa lebih banyak,” pungkasnya.
Download Materi Sosialisasi di bawah ini