Jumat (9/12) pagi, rombongan dari Universitas Lampung (UNILA) mengadakan studi banding ke Universitas Gadjah Mada (UGM). Rombongan yang terdiri dari 15 dosen tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNILA, Prof. Dr. Karomani, M.Si. Rombongan tersebut disambut oleh Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. Drs. Senawi, M.P., di ruang Dewan Guru Besar Gedung Pusat UGM. Tujuan utama rombongan tersebut adalah untuk belajar terkait tata kelola kegiatan kemahasiswaan di UGM.
“Indonesia banyak orang pinter tapi justru minteri orang lain. Banyak superman tapi kurang super team. Karena itu, Ibu bapak dan saudara sekalian, saat ini kurikulum UGM sudah berbenah, yang intinya adalah bagaimana ekstrakurikuler, co-kurikuler, ini gabung juga diperhitungkan dalam kurikulum intrakurikuler. Sehingga penekanannya adalah bagaimana soft skill ini bisa diperkuat,” terang Senawi.
Selain itu, Senawi juga menjelaskan terkait tata kelola organisasi kemahasiswaan yang ada di UGM. Dalam pemaparannya, Senawi menegaskan bahwa semua organisasi kemahasiswaan di UGM harus berasas Pancasila dan tidak boleh ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan lain. “Organisasi mahasiswa adalah untuk tujuan pendidikan, dan baru di UGM setiap UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) memiliki sistem penjaminan mutu,” papar Senawi.
Selain tata kelola kemahasiswaan, pada kesempatan tersebut juga dijelaskan tata pengelolaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) oleh Kasubdit Kreativitas Mahasiswa, Ahmad Agus Setiawan, S.T., M.Sc., Ph.D. “Kita memiliki 14 program pembinaan khusus untuk PKM dalam satu tahun, artinya dalam satu bulan kita bisa mengadakan lebih dari satu kegiatan,” terang Agus.
Di akhir kunjungan, ketua rombongan menyimpulkan bahwa sistem yang telah dibangun UGM sangat baik dan itu yang menjadi sebab mengapa UGM banyak menelurkan mahasiswa-mahasiswa yang baik. “Poinnya yang saya tangkap tadi membangun sistem. Membangun sistem itu penting. Pada awalnya curiga, mohon maaf, mengapa sih kok UGM lagi, UGM lagi, jangan-jangan karena jurinya banyak dari UGM. Ternyata setelah kita lihat memang sistemnya yang kerja di sini,” tutur Karomani. Ia juga tidak menampik bahwa pimpinan universitas memiliki peran yang sangat penting dalam proses tersebut.