Tahun ini, Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional telah diselenggarakan untuk ke-28 kalinya. Gelaran tahunan yang awalnya disebut dengan Lomba Karya Ilmiah Mahasiswa (LKIM) tersebut telah bertransformasi menjadi lomba yang sangat bergengsi di kalangan mahasiswa. Apalagi sejak tahun 2004, di setiap gelaran PIMNAS akan dipilih satu universitas yang menjadi juara umum. Masing-masing universitas pun berlomba-lomba untuk mempersiapkan mahasiswa dengan sebaik-baiknya agar menjadi juara umum di ajang tersebut.
Dalam 12 tahun terakhir penyelenggaraan sejak tahun 2004, hanya ada 4 institusi yang berhasil menjadi juara umum. Dari empat institusi tersebut, Universitas Gadjah Mada (UGM) masih menjadi yang terbaik dengan 5 gelar juara umum. Lima gelar tersebut diperoleh masing-masing pada tahun 2006, 2007, 2010, 2011, dan 2014. Universitas Brawijaya (UB) di posisi kedua dengan 4 gelar, lalu disusul Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan 2 gelar dan terakhir Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan satu gelar. Jika melihat 5 tahun terakhir penyelenggaraan, UGM masih sangat perkasa dengan menjadi juara umum sebanyak dua kali dan dua kali menjadi runner-up. Selama kurun waktu tersebut UGM telah mengumpulkan 35 medali emas, 23 perak, dan 33 perunggu.
Prestasi mentereng yang telah ditorehkan UGM tersebut nyatanya belum membuat kampus ini berpuas diri. Berbagai strategi pun telah disiapkan untuk merebut kembali piala juara umum di tahun 2016 ini. Salah satunya adalah dengan membentuk sub direktorat (subdit) baru di bawah Direktorat Kemahawiswaan pada bulan Mei tahun lalu. Subdit tersebut diberi nama Subdit Kreativitas Mahasiswa. Subdit ini lah yang kini bertanggung jawab penuh dalam mempersiapkan tim UGM yang akan berkompetisi di PIMNAS. “Langkah pertama kami adalah membentuk PKM Center yang beranggotakan mahasiswa UGM yang pernah berkompetisi di PIMNAS. PKM Center ini akan menjadi wadah untuk berdiskusi baik ide, maupun cara penulisan proposal PKM,” ujar Dr. Ahmad Agus Setiawan, selaku kepala subdit.
Strategi lain yang ditempuh UGM untuk kembali menjadi juara umum pada PIMNAS tahun ini adalah dengan mewajibkan seluruh penerima beasiswa untuk menulis proposal PKM. Hasilnya pun cukup signifikan, sebanyak 1209 proposal PKM berhasil diajukan ke Dikti untuk diseleksi. Jumlah ini meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya yang ‘hanya’ sejumlah 964 proposal. Artinya proposal yang masuk ke Dikti mengalami peningkatan sebanyak 25% dari tahun sebelumnya. Persentase proposal mahasiswa UGM yang masuk dan yang didanai oleh Dikti pun dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dari 31% persen pada tahun 2011 meningkat menjadi 45% pada tahun 2015. Jika tren itu dipertahankan atau bahkan ditingkatkan, akan ada minimal 544 proposal PKM dari UGM yang akan didanai oleh Dikti. Sebagai antipasi, Direktorat Kemahasiswaan UGM mengadakan focus group discussion (FGD) bersama dosen-dosen pembina PKM UGM, Selasa (12/01) lalu. Tujuannya adalah merumuskan program-program pendampingan untuk tim-tim yang proposalnya didanai oleh Dikti agar program dalam proposal tersebut terlaksana dengan baik.
Melihat tren bagus UGM dalam lima tahun terakhir di ajang PIMNAS serta upaya-upaya yang dilakukan UGM untuk kembali merebut juara umum pada ajang tersebut, UGM berpeluang besar untuk kembali merebut piala Ardhikarta Kertawidya. Namun, semua hal itu tidak berarti apa-apa tanpa kontribusi aktif dari mahasiswa. Dan yang menjadi pertanyaan, siapkah Anda, para mahasiswa UGM, mengharumkan nama almamater di PIMNAS ke-29? Mari kita bahu-membahu untuk mengibarkan bendera UGM di PIMNAS ke-29! (tm)