Jumat (6/4) Ditmawa UGM menerima kunjungan dari Universitas Trisakti. Kunjungan ini sebagai salah satu upaya dari kedua universitas dalam memperkuat kerja sama dengan perguruan tinggi di dalam negeri. “UGM memiliki peran yang cukup banyak bagi universitas kami. Tidak hanya dalam hal membangun kerja sama, tapi banyak pula alumni UGM yang menjadi dosen di Universitas Trisakti,” tutur Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Trisakti.
Diskusi yang dilaksanakan di Ruang Sidang Majelis Wali Amanat UGM tersebut membicarakan tentang pengelolaan kemahasiswaan di UGM. Prof. Ali mengungkapkan bahwa dirinya ingin suatu saat nanti UGM dan Universitas Trisakti bisa melakukan kerja sama di bidang akademik. “Ke depan kalau bisa mahasiswa UGM bisa mengambil kredit di Universitas Trisakti selama beberapa semester dan nantinya kredit tersebut bisa ditransfer dan diakui,” tuturnya.
Wacana kerja sama ini ditanggapi secara positif oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr. Prof. Djagal mengungkapkan bahwa seluruh perguruan tinggi di Indonesia sekarang harus mengembangkan iklim kolaborasi, bukan kompetisi. Ia menambahkan bahwa seluruh perguruan tinggi di Indonesia diharapkan mampu bekerja sama dan berbagi pengetahuan, sumber daya manusia, infrastruktur, serta kredit semester.
Selain kerja sama tersebut, Dr. Hein Wangania, SH., MM., MH. selaku Wakil Rektor III Universitas Trisakti mengungkapkan bahwa dirinya ingin mengetahui pengelolaan, pembinaan, serta evaluasi kemahasiswaan yang ada di UGM. Menanggapi hal ini, Direktur Kemahasiswaan UGM Dr. R. Suharyadi, M.Sc. mengatakan bahwa pola pembinaan mahasiswa di UGM dibagi menjadi empat subdirektorat yaitu subdirektorat organisasi dan fasilitas mahasiswa, pengembangan karakter, kesejahteraan mahasiswa, dan kreativitas mahasiswa.
Dr. Sindung Tjahyadi M.Hum selaku Kasubdit Organisasi dan fasilitas Kemahasiswaan menambahkan bahwa dalam pembinaan organisasi kemahasiswaan setiap UKM memiliki pembina yang dipilih sesuai dengan track record-nya. Ia menambahkan bahwa pengurus UKM akan mengalami pergantian setiap tahunnya dan pasca pelantikan akan dilaksanakan pelatihan keterampilan organisasi dan administrasi. Dalam hal evaluasi, Dr. Sindung mengatakan bahwa UKM akan mengikuti Audit Mutu Internal (AMI) setiap tahunnya. “Kami sekarang sedang mempersiapkan kurikulum UKM untuk membantu pengembangan UKM serta menjadi standar dalam AMI,” katanya.
Selain pengelolaan kemahasiswaan, Prof. Ali mengatakan bahwa dirinya tertarik dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan di UGM. Prof. Ali mengatakan KKN menjadi salah satu bentuk kontribusi perguruan tinggi dalam membangun, mengembangkan, dan turut berkontribusi membangun desa. “KKN tidak hanya bentuk pengabdian masyarakat tapi juga bagaimana mahasiswa berkontribusi untuk membangun dan mengubah masyarakat,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini Prof. Djagal mengatakan bahwa KKN memang menjadi ciri khas UGM. “KKN membuat mahasiswa peka terhadap masalah dan kebutuhan masyarakat serta mampu menginspirasi mereka. Melalui KKN kita juga mewujudkan jati diri UGM sebagai universitas kerakyatan,” katanya.