Sebuah persiapan yang maksimal akan membuahkan hasil yang maksimal. Mungkin pepatah inilah yang paling tepat untuk merepresentasikan apa yang terjadi pada Anwar Danu Saputra (F.Filsafat/2012), Merry Rachel(Teknologi & Jaringan/2013), dan Sulistiyowati(FEB/Akuntansi/2013). Mereka selama kurang lebih dua bulan digembleng untuk berpartisipasi dalam Lomba Tangkas Terampil (LTT) Koperasi tingkat DaerahIstimewa Yogyakarta. Hal ini dilakukan karena mengingat pengalaman tahun lalu yang gagal dalam lomba karena minimnya persiapan.
Pagi bertepatan 14 Agustus 2014, ketiga mahasiswa berbeda jurusan itu bergegas menuju STTP Yogyakarta sebagai utusan Koperasi “Kopma UGM”. Berbeda dengan Kopma lain yang didampingi oleh dosen pembina, Koperasi “Kopma UGM” menunjuk Umma Iltizam selaku staf Humas dan Gerakan sebagai pendamping peserta lomba.
Beberapa tahun belakangan, Koperasi “Kopma UGM” memang tidak menjad ijuara. Namun inilah yang menjadi cambuk bagi delegas iuntuk meraih gelar juara pada perlombaan tahun ini. Tidak hanya materi Koperasi yang dipelajari tetapi juga pengetahuan umum. Strategi yang digunakan adalah pembagian tugas. Anwar belajar pengetahuan umum, Merry belajar teori Koperasi, dan Tyo belajar ekonomi/akuntansi. Strategi ini merupakan strategi yang cukup efektif untuk memenangkan lomba.
Perlombaan pada tahun ini sangat kompetitif. Ada empat utusan dari masing-masing kabupaten dan satu dari Kota Madya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Bantul diwakili oleh Kopma Universitas PGRI Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo mengirimkan Kopma IKIP PGRI Yogyakarta, Kopma Universitas Teknologi Yogyakarta menjadi delegasi Kota Yogyakarta, sedangkan Koperasi “Kopma UGM” sendiri menjadi perwakilan dari kabupaten Sleman.Sementara itu Kabupaten Gunung Kidul tidak mengirimkan wakilnya. Melihat peta kekuatan awal ini memang cukup seimbang.
Sejak perlombaan dimulai, optimisme tinggi mulai membumbung. Satu persatu soal yang diajukan juri terjawab dengan rapi. Walaupun pada babak pertama persaingan yang terjadi antara Koperasi “Kopma UGM” dan Kopma UTY masih sangat kentara.
Babak kedua adalah babak lemparan.Setiap juri menanyakan sebuah pertanyaan pada tiap regu, kemudian regu lain bisa menjawabnya pula jika regu yang diminta menjawab tidak mampu menjawabnya dengan benar. Babak ini menjadi awal cahaya terang bagi Koperasi “Kopma UGM”. Akhirnya mereka mulai melesat jauh mengungguli lawan-lawannya.
Pada babak ketiga kondisi pertandingan tidak jauh berubah. “Akhirnya setelah beberapa tahun rekor itu kembali terpecahkan” ucap Fajar, sebagai mantan kontestan yang pernah menjadi perwakilan Koperasi “Kopma UGM” dalam ajang ini. Inilah buah dari kerja keras, kemenangan yang terasa sangat manis karena pada saat bersamaan pendukung Koperasi “Kopma UGM” berdatangan. Kemenangan yang menjadi kado spesial untuk Koperasi “Kopma UGM” yang sempat tertunda karena kurangnya persiapan di masa lalu.