Pada tanggal 6 hingga 7 November 2009, Direktorat Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada punya gawe, menyelenggarakan Workshop Pembinaan UKM di Wanagama, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Dalam laporannya, Dr. Saiful Rochdiyanto, MS. selaku Ketua Panitia Workshop mengatakan Workshop Pembinaan UKM kali ini tidak hanya diikuti oleh UKM Olah raga dan Seni saja seperti tahun-tahun lalu, tetapi juga diikuti oleh semua UKM. Pembukaan Workshop dilakukan oleh Direktur Kemahasiswaan UGM, Drs. Haryanto, M.Si. di gedung utama, Sasana Wanagama Bhakti.
Dua narasumber yang dihadirkan adalah Direktur Keuangan UGM, Drs. Haryono, AK.M.Com yang membahas masalah penggunaan dana dan penjelasan SPJ dan Ir. Teguh Rismanto, M.Acc dari Direktorat Pengadaan dan Pemeliharaan Aset UGM yang membahas masalah Proses Pengadaan Barang dan Jasa.
Setelah menunaikan sholat Jum’at bagi para peserta muslim dan makan siang acara dilanjutkan dengan Diskusi Kelompok. Peserta dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok I diikuti UKM Olah Raga, Kelompok II diikuti UKM Kesenian dan Kelompok III diikuti oleh UKM Khusus (Menwa, Ukesma, Unit Kerohanian dan BPPM). Mereka membahas berbagai masalah yang dialami masing-masing UKM.
Guna membangun keakraban, pada malam harinya dihadirkanlah seorang organis / pemain organ tunggal untuk mengiringan para peserta bernyanyi. Siapa berani, boleh unjuk suara, peserta, pembina atau pelatih, tak terkecuali sopir kita, Pak Mardi dari Bagian TURT.
Pagi berikutnya, dilaksanakan Tour de Wanagama yaitu pengenalan terhadap lingkungan Wanagama. Selama kurang lebih satu setengah jam peserta diajak berjalan kaki mengelilingi hutan milik Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh Fakultas Kehutanan tersebut.
Sebelum Pemaparan Hasil Diskusi, Drs. Saiful Rochdiyanto menyajikan SOP Penilaian UKM, Pendirian UKM baru dan Pembubaran UKM lama. Berdasar pengamatan pada pemaparan hasil diskusi kelompok, terdapat beberapa masalah umum yang terjadi hampir di setiap UKM, antara lain masalah dana bantuan kegiatan dari pihak universitas, minim dan mahalnya tempat untuk melangsungkan kegiatan dan latihan maupun untuk sekretariat serta adanya Food Court yang mengganggu kegiatan di Gelanggang Mahasiswa baik dari segi sanitasi maupun kebisingan. Sedangkan masalah khusus dialami beberapa UKM antara lain UKM Berkuda yang tidak mempunyai kandang kuda dan tempat berlatih, UKM BPPM yang kekurangan komputer, UKM Kerohanian Kristen, Katolik dan Budha yang tidak seberuntung UKM kerohanian Islam yaitu tidak memiliki tempat pembinaan iman. UKM Pramuka dan UKESMA yang kurang mendapat perhatian karena termasuk UKM yang tidak menghasilkan prestasi seperti UKM Olah Raga serta UKM MAPAGAMA yang tidak mempunyai gudang yang cukup luas padahal alat-alatnya cukup besar dan banyak. Meski begitu ada pula yang cukup melegakan, yaitu UKM KOPMA sudah menyatakan diri sebagai UKM yang mandiri dari segi dana dan tempat walaupun masih mengalami kesulitan mencari suplier /pemasok barang dagangan yang dapat bekerja sama dengan sebuah koperasi mahasiswa.
Dalam acara penutupan, Kasubdit Administrasi dan Pengembangan Kemahasiswaan, Bambang Sunarto, S.H. menerima dan berjanji akan menyampaikan segala keluh kesah UKM dan hasil diskusi panel selama Workshop berlangsung kepada Direktur Kemahasiswaan agar dapat dikomunikasikan kepada pihak-pihak terkait. Acara Workshop Pembinaan UKM resmi ditutup pada pukul 11.00 wib. (MGA)