Berawal dari kepedulian atas pasien penyakit kronis, Tim jebolan innovative academy UGM yang terdiri dari Fadli Wilihandarwo (Kedokteran), Haydar Ali Ismail (MIPA), Nur Hidayanti Utami (SV), Rusma Megarsari dan Dimas Ragil Mumpuni (Ekonomika dan Bisnis) menciptakan Pasienia, sebuah aplikasi sosial media yang menghubungkan antar pasien yang menderita penyakit yang sama.
“Kami mendirikan Pasienia karena ingin para pasien yang sedang dilanda kesusahan ini bisa saling membantu dan dibantu oleh sesama. Harapan kami, pasien bisa merasakan kekuatan dari sesama komunitas pasien, yang akhirnya bisa berdampak baik ke kesehatan mereka. Karena yang bisa benar-benar memahami pasien adalah pasien yang memiliki penyakit serupa itu sendiri. Mereka harus tahu bahwa mereka tidak sendiri dan mereka bisa melalui penyakit ini lebih mudah” ujar Fadli selaku CEO Pasienia (1/02) saat launching Pasienia di Yogyakarta.
Sebagai sosial media pertama bagi pasien di Indonesia, Pasienia memiliki misi untuk menyebarkan harapan bagi pasien untuk sembuh dengan menawarkan 2 fitur utama yakni fitur timeline pasien dan timeline dokter. Dengan fitur timeline Pasien, pengguna dapat berbagi mengenai curhatan, pengalaman dan perkembangan kesehatan mereka.
Cara pengoperasiannya pun cukup sederhana, Pasien cukup menuliskan apa pun yang sedang dialami, dirasakan dan dihadapi dengan berbagi status, gambar, memberi support atau saling mengomentari satu sama lain sebagaimana media sosial lainnya seperti facebook atau twitter.
“Setelah pasien mendaftar di Pasienia, ia akan terhubung dengan pasien dan dokter ahli yang sesuai dengan penyakitnya, Pasien bisa saling berbagi dan mengetahui bahwa mereka tidak melawan penyakit itu sendirian,” jelas Fadli lebih lanjut.
Di waktu terpisah, Dimas selaku penanggung jawab di bidang bisnis dan marketing Pasienia menjelaskan perbedaan antara Pasienia dan sosial media lainnya.
“Yang membedakan pasienia dengan sosial network yang lain adalah seorang dokter yang mengontrol dan memvalidasi info yang disampaikan oleh para penggunanya,” ujar Dimas.
Ia menambahkan, untuk mengisi kebutuhan akan dokter pada aplikasi tersebut, tim akan membuka volunteering, yakni dengan mengajak dokter-dokter yang mempunyai jiwa sosial tinggi untuk bergabung menjadi konsultan ahli.
Dimas mengungkapkan, sejak didirikan pada pertengahan Mei 2015, Pasienia terus mengalami penyempurnaan. Ia berharap, aplikaasi tersebut dapat semakin memudahkan pasien dalam beinteraksi maupun mendapatkan pengobatan yang tepat.
“Kami terus berupaya untuk mengembangkan aplikasi ini. Kami sedang menjajaki kemungkinan kerjasama dengan beberapa apotek dan laboratorium untuk memudahkan pengguna dalam mendapatkan obat dan fasilitas kesehatan lainnya,” jelas Dimas.
Saat ini, Pasienia dapat diakses melalui perangkat mobile dengan platform Android yang dapat didownload secara gratis melaui www.pasienia.com. ™